Kamis, 03 November 2011

Spa and Medical Tourism

Medical tourism is often interchanged with the terms “ medical travel”, “health travel”, “healthcare travel”, “health tourism” and “ global healthcare”. Althougt each term has a spesific meaning, they all fall into the description of individuals travelling abroad for any type of medical, quasi-medical or health treatman. It also describes the growing global industry of healthcare profesionals, clinics and hospitals who are marketing themselves to overseas patients.
Spa tourism is ussually mean for general healthcare and relaxation, and involves travelling to destination spas in order to improve health and wellbeing of an individual. Spas are often located in exotic and natural locations, mainly areas rich in minerals, natural hot springs, mud baths and treatmens, mineral waters and other natural resources that are renowned for its healing and have curative powers.
Alternatif medical tourism mainly entails travelling for complementary and alternative health treatments and therapies that are known for effective healing of mind, body and soul. Some of the most popular alternative approaches include:

·         Homepathy
·         Body work treatments
·         Chinese medicine
·         Healing practices
·         Ayurvedic treatments
·         Hypnotheraphy
·         Osteopathy
·         Reiki
·         Spiritual retreats
·         Reflexology
·         Meditation and counseling

International Tourism Organizatin “UN-WTO”

The World Tourism Organization (UNWTO/OMT) is a specialized agency of the United ‎Nations and the leading international organization in the field of tourism. It serves as a ‎global forum for tourism policy issues and a practical source of tourism know-how.‎
UNWTO plays a central and decisive role in promoting the development of responsible, ‎sustainable and universally accessible tourism, paying particular attention to the ‎interests of developing countries.‎
The Organization encourages the implementation ‎of the Global Code of Ethics for Tourism, with a view to ensuring that member ‎countries, tourist destinations and businesses maximize the positive economic, ‎social and cultural effects of tourism and fully reap its benefits, while minimizing its ‎negative social and environmental impacts.‎
Its membership includes 154 countries, 7 territories and over 400 Affiliate ‎Members representing the private sector, educational institutions, tourism associations ‎and local tourism authorities.‎
Direct actions that strengthen and support the efforts of National Tourism ‎Administrations are carried out by UNWTO's regional representatives (Africa, the ‎Americas East Asia and the Pacific, Europe, the Middle East and South Asia) based at ‎the Headquarters in Madrid.‎
UNWTO is committed to the United Nations Millennium Development Goals, geared ‎toward reducing poverty and fostering sustainable development.‎

Selasa, 28 Juni 2011

Wisata Air Panas Sari Ater Subang, REKREASI SAMBIL TERAPI

Wisata Air Panas Sari Ater Subang, REKREASI SAMBIL TERAPI
Air panas di tempat wisata Sari Ater,Subang, merupakan salah satu wisata alam terbesar di Jawa Barat.Selain berekreasi,wisata air panas ini bisa dimanfaatkan untuk terapi penyakit. Berlokasi di Jalan Raya Ciater,Kabupaten Subang, tempat wisata Sari Ater ini pada mulanya merupakan lahan hutan belukar yang angker.Namun setelah dibuka oleh orang sakti bernama,Embah Ebos,nuansa angker itu sedikit demi sedikit terkikis.Awal mula nama Ciater pun bermula dari kisah ini. Sekitar tahun 1960-an, atas jasa Embah Ebos ini, hutan di kawasan itu diubah menjadi lahan perkampungan dan diberi nama Ciater.Pada saat itu, masyarakat setempat mengalami kekurangan air bersih. Lantas seseorang bernama Embah Tajimalela mencoba memotong pohon ater.
Dari pohon itu ternyata keluar air yang cukup deras.Maka dari legenda itulah warga menjuluki air ater atau Ciater yang berarti air yang memancar. Pancaran air yang keluar dari pohon ater diyakini oleh warga memberi khasiat untuk mengobati sejumlah penyakit, terutama penyakit kulit. Keyakinan itu pulalah yang dibenarkan oleh bangsawan Belanda, Mr Hack Bessel, setelah melakukan penelitian terhadap air berkhasiat. Keberadaan objek wisata air panas Ciater,baru dibenahi pada 1968.Pada waktu itu Pemerintah Kabupaten Subang menunjuk Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) untuk mengembangkan wisata air panas.
Manajer pertama yang mengelola wisata itu adalah Sahro dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Subang. Untuk pengelolaan lebih serius dan profesional, pada 20 Maret 1974, pengelolaan objek wisata air panas diserahkan kepada PT Sari Ater yang dipimpin oleh HA Soewarman. Pergantian pengelola itu dilakukan pada saat Pemerintahan Letkol Atju Syamsudin.
”Bertambahnya waktu, kita berupaya meningkatkan fasilitas dan pelayanan kepada tamu. Dengan demikian, dari tahun ke tahun akan mengalami peningkatan jumlah yang datang ke sini,” ujar Public Relation PT Sari Ater, Subang,Tasyrif Hidayat kepada SINDO. Hidayat memaparkan, ribuan pengunjung yang datang setiap harinya, kebanyakan dipadati wisatawan yang hendak terapi air panas. Dari hasil analisis Balneologi Sumber Air Panas, menyimpulkan kandungan yang berada di dalam air panas Sari Ater bisa menyembuhkan sejumlah penyakit, seperti rematik, kerusakan pada anggota gerak, gangguan kandungan, sistem syaraf,penyakit kulit,dan kerusakan yang disebabkan olahraga. Kendati demikian, dengan fungsi dan khasiat yang terkandung dalam air panas tersebut tidak melulu menjadi barang jualan untuk mendatangkan wisatawan ke wisata alam yang terletak di Selatan Kabupaten Subang itu.Menurut Hidayat, dari tahun ke tahun pihaknya selalu berupaya meningkatkan pelayanan dan menambah fasilitas bagi pengunjung. ”Wisatawan yang datang tidak hanya dimanjakan dengan air panas,juga sejumlah fasilitas hiburan lain pun kita terus tingkatkan sehingga kebutuhan yang diinginkan oleh tamu bisa terpenuhi di dalam area wisata,”imbuhnya.
Fasilitas yang dimiliki Wisata Alam Air Panas Sari Ater di antaranya sarana akomodasi berupa bungalo,sarana makan-minum, kolam renang air panas, area bermain anak, remaja, dan keluarga, Ciater Hilltop Permanent Track, Ulo Sari Water Slider dengan ketinggian 6,10 meter dan total panjang 49 meter, Outbond, Air Soft Gun, Buggy Cart Off Road,Mini Komedi Putar, serta fasilitas rekreasi lainnya. Untuk tiba di lokasi area wisata air panas,dapat ditempuh dengan mudah. Dari pusat ibu kota Jawa Barat, Bandung, hanya berjarak 32 km, membutuhkan waktu 30 menit ke arah Subang Kota. Sementara dari arah Jakarta memerlukan waktu tiga jam, melalui tol Sadang, Subang Kota. Jadi tidak mengherankan jika dalam satu bulan Wisata Ciater bisa dikunjungi ratarata hingga 60.000 orang. Tidak hanya berasal dari lokal Jawa Barat, melainkan kota-kota besar di Indonesia juga banyak yang datang. Bahkan dari pantauan SINDO di lokasi,tidak sedikit tamu yang berasal dari luar negeri, seperti dari Timur Tengah.

Sabtu, 16 April 2011

PULAU TIDUNG,,,KEPULAUAN SERIBU

Pulau Tidung
Pulau Tidung merupakan salah satu kelurahan di Kepulauan Seribu. Pulau ini terbagi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Penggunaan wilayah di pulau ini berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian terhadap terumbu karang.
Pulau Tidung yang terdiri dari Tidung Besar dan Tidung Kecil yang dihubungkan oleh jembatan panjang ini terletak di Kepulauan Seribu Selatan bagian barat, dengan jarak tempuh kurang lebih 3 jam perjalanan dari Muara Angke dengan kapal penumpang.
Di pulau ini dapat ditemui perkampungan penduduk dan beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman ringan, selanjutnya jalan setapak yang panjang ini ini akan melewati fasilitas umum, seperti kantor polisi, sekolah setingkat SMU untuk para pelajar dari pulau sekeliling, kumpulan warung dan menuju ke jembatan panjang yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil tanpa penduduk.
Di awal jembatan penghubung ini, akan ditemui jembatan yang cukup tinggi untuk melalui suatu cekungan laut yang agak dalam, dimana banyak anak kecil penduduk setempat memperagakan loncat indah dari jembatan sebagai sarana bermain mereka, cukup menghibur para wisatawan dan amat mengundang keinginan untuk bisa bergabung dengan mereka melakukan loncat indah di pantai biru tanpa ombak.
Di penghujung jembatan penghubung, menapaki pantai Pulau Tidung Kecil yang merupakan kawasan pengembangbiakan mangrove, masih tampil indah ditelusuri dengan bersepeda, melalui jalan setapak yang dipenuhi dengan ilalang dan pantai sepi yang pasirnya putih lembut, sangat indah pemandangannya.
Pulau Tidung merupakan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Pulau Tidung di perkirakan lebarnya hanya sebesar 200 M dan panjanganya hanya sekitar 5 KM, Pulau Tidung terbagi dua yaitu Tidung Besar dan Tidung Kecil di hubungkan oleh jembatan penghubung. Pulau tidung juga memiliki saran yang cukup lengkap antara lain, kantor kelurahan, kantor polisi, puskesmas, sekolah, dermaga, masjid dan lain - lain.
Letak geografis Pulau Tidung yang relatif dekat dengan daratan Ibukota Jakarta. hanya membutuhkan waktu 2 sampai dengan 3 jam perjalanan dari pelabuhan Muara Angke atau 1 s/d 2 jam dari pelabuhan Rawasaban Tangerang, membuat wisatawan tidak perlu membuang waktu yang banyak dan biaya yang tinggi untuk melakukan perjalanan wisata ke Pulau Tidung.
Pulau Tidung dapat di jadikan alternatif wisata bahari di kepulauan seribu, nuansa laut berwarna biru kehijauan dan lebih jauh biru dan biru gelap pertanda laut dalam, pantai ini tidak berombak besar karena gugusan karang dan terumbu karang yang mengelilingi mampu menahan ombak, cukup aman untuk berenang. Ekosistem terumbu karang pulau ini masih mempunyai keindahan yang cukup baik, khususnya apabila melakukan kegiatan snorkeling atau diving. Bersepeda ria, memancing dan wisata keliling pulau - pulau sekitarnya. Kegiatan penelitian juga sering di lakukan di daerah ini.
Perekonomian Pulau Tidung semakin menggelora sejak meningkatnya wisatawan, utamanya backpackers, yang menikmati eksotisme pulau tersebut. Wisata Pulau tidung melibatkan semua pihak mulai dari aparat desa, karang taruna, hingga masyarakat untuk membangun sebuah wisata rakyat yang menguntungkan bagi semua pihak.

Senin, 11 April 2011

TRANSPORTASI KERETA API



Kereta api

A.Sejarah
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.
B. Jenis-jenis kereta api
v  Dari segi propulsi (tenaga penggerak)
1.      Kereta api uap
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia tahun 1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan Jerman.
Lokomotif Rocket buatan Stephenson tahun 1829, lokomotif uap tercepat di jamannya

Lokomotif Uap B-5112 di Museum Kereta Api - Ambarawa

2.      Kereta api diesel
Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua jenis utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik dan kereta api diesel elektrik
Lokomotif diesel Indonesia

3.      Kereta Rel Listrik
Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif listrik.
Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo.
Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang.
PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang.
Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Double-Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.

Tiga macam kereta rel listrik di stasiun Bogor. Dari kiri ke kanan, KRL Rheostat Jepang buatan 1983/1984, KRL Holec Belanda-Belgia buatan 1996, dan KRL Rheostat Jepang buatan 1986/1987
Suasana di dalam salah satu KRL saat malam hari.

v  Dari segi rel

1.      Kereta api rel konvensional
Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.
2.      Kereta api monorel     
Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional.

v  Dari segi di atas/di bawah permukaan tanah

Kalau sebuah kota dibangun dengan lintas layang atau bawah tanah, maka tidak ada pintu perlintasan kereta api, sehingga jadwal kereta api bisa 1,5 - 2 menit sekali seperti yang terjadi di Jepang. Oleh sebab itu KRL di Jakarta tidak mungkin dioperasikan kurang dari 10 menit, karena masih ada pintu perlintasan kereta api, akibatnya juga setiap rangkaian KRL selalu penuh.
1.      Kereta api permukaan (aurface)
Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang. Umumnya lintasan permukaan ini di Indonesia dibangun sebelum Perang Dunia II.
2.      Kereta api layang (elevated)
Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama, misalnya untuk kereta api permukaan membutuhkan $ 10 juta maka untuk kereta api layang membutuhkan dana $ 30 juta. Di Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu perlintasan kereta api. Rencana semula untuk lintas timur (Jatinegara - Senen - Kota) dan lintas barat (Manggarai - Tanah Abang), juga akan dilayangkan namun keuangan tidak memadai, sehingga hanya lintas tengah saja yang diselesaikan sementara ini. Rencananya dari Senayan ke Kuningan terdapat lintas layang monorel buatan Malaysia.
3.      Kereta api bawah tanah (subway)
Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar (metropolitan) seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan Moskwa. Selain itu ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali, karena sering menembus 20m di bawah permukaan, kali - bangunan maupun jalan, yaitu 7 (tujuh) kali lipat dari pada kereta permukaan. Misalnya kalau untuk membangun dengan jarak yang sama untuk permukaan membutuhkan $ 10 juta, maka yang di bawah tanah memerlukan $ 70 juta. Di Jepang pembangunan lintas subway telah dimulai sejak tahun 1905.Jakarta rencananya akan dibangun subway segmen Dukuh Atas ke Kota dari Proyek MassTransit Jakarta. Dari segi penggunaan

v  Dari segi pengguanaan
1.      Kereta api penumpang
Kereta api penumpang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut orang, dari satu stasiun ke stasiun lainnya antar kota. Selain itu biasanya digunakan gerbong khusus untuk makan malam, gerbong tidur, gerbong surat, dan gerbong barang. Khusus untuk rangkaian kelas eksekutif dan bisnis terdapat pula gerbang pembangkit (listrik).
Khusus untuk di Indonesia, kereta api penumpang dapat dibagi menjadi 3 kelas:
·         Kereta api eksekutif
·         Kereta api bisnis
·         Kereta api ekonomi
Untuk pelayanan penumpang komuter disediakan Kereta api penumpang komuter (ke pinggiran kota atau kota satelit), berupa kereta rel listrik (krl) ataupun kereta rel disel (krd). Untuk kereta api komuter dibagi dalam 3 kelas juga:
·         Kereta ekspres eksekutif
·         Kereta ekonomi AC
·         Kereta ekonomi.

2.      Kereta api barang
Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan gerbong khusus untuk mengangkut ternak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).
3.       Kereta api trailer khusus
Kereta ini digunakan untuk mengangut tank dan perlengkapan militer lainnya (meriam, rudal dll).
Fungsi kereta api:
1.      Sebagai alat transportasi massal
2.      Sebagai alat penbgangkut barang
3.      Sebagai alat pengangkut bahan bakar seperti,bbm dan batu bara.
PT. Kereta Api ( Persero)
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).

PERAN DALAM INDUSTRI PARIWISATA
Dalam industri pariwisata sebagai:
  1. Salah satu moda transportasi dalam dunia pariwisata
  2. Alat transportasi yang berperan dalam sejarah perkembangan industri pariwisata
  3. Salah satu sarana penting untuk memajukan industri pariwisata.
KELEBIHAN TRANSPORTASI KERETA  API
q  Tidak mengalami kemacetan
q   Dari segi waktu dan biaya lebih efektif dan efisien.
q  Memiliki jalur sendiri.
q  Tidak terjadinya kemacetan.
q  Lebih murah dibandingkan menggunakan transportasi lain.
q  Dapat menampung banyak muatan.
WEAKNESS
q  Tidak dapat langsung menuju ke tempat tujuan (aksesibilitas terbatas),
q  Pada saat tertentu penumpang akan mengalami kejenuhan karena jarak tempuh yang terlalu lama,
q  Resiko pembatalan dan keterlambatan tidak bisa ditolerir jika terdapat gangguan di sepanjang jalur rel,
q  Karena biaya yang murah, keselamatan penumpang kurang di perhatikan.

OPPORTUNITY
q  Menjadi salah satu alat transportasi antar pulau
q   Kereta api tersebut dapat dijadikan obyek daya tarik tersendiri bagi pariwisata indonesia.

THREAT
q  Bermunculan alat transportasi modern, sehingga kereta api makin tertinggal,
q  Semakin banyaknya orang yang memiliki alat transportasi pribadi,
q  Banyaknya stasiun kereta api yang operasionalnya berhenti karena kurangnya perhatian dari stakeholders yang ada.